Detail Informasi

 Kabupaten Temanggung selain dikenal sebagai Kota Tembakau  juga dikenal memiliki potensi seni dan budaya yang tumbuh dari masyarakat, salah satu kesenian  tersebut adalah kesenian Jaran Kepang yang telah tumbuh, terpelihara dan berkembang dari generasi ke generasi hingga kini. Jaran Kepang Merupakan  asset daerah yang luar biasa dimana disetiap desa di Kabupaten Temanggung mempunyai kelompok kesenian Jaran Kepang, yang perlu dilestarikan dan dikembangkan agar bermanfaat bagi masyarakat baik secara estetika maupun ekonomi.

Lebih dari 700 kelompok Jaran Kepang yang sudah terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung dan semuanya masih aktif dalam melaksankan pelatihan dan pementasan. Kelompok Jaran Kepang yang tersebar di desa ? desa dengan mempunyai berbagai ragam varisi dan bentuk. Dalam upaya menjaga nilai-nilai luhur budaya yang harus dilestarikan dan menjaga kelangsungan budaya dan sejarah maka perlu dilaksankan Pemurnian Jaran Kepang Temanggungan untuk menuntukan ciri khas agar tidak diklaim milik masyarakat selain Temanggung. 

Jaran Kepang Temanggungan merupakan salah satu warisan budaya tak benda yang sudah ditetapkan oleh Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2019. Hal ini menunjukkan bahwa Jaran Kepang Temanggungan merupakan warisan budaya yang harus di lestarikan dan dikembangkan agar tetap digemari oleh generasi muda. Hal ini sejalan dengan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kabupaten Temanggung yang mengangkat Jaran Kepang Temanggung sebagai identitas budaya daerah.

 Pementasan jaran kepang di Temanggung mayoritas dilaksanakan sebelum dan setelah musim panen raya tembakau, hal tersebut bertujuan selain sebagai hiburan untuk masyarakat juga sebagai bagian ritual/ upacara adat yang berkaitan dengan pertanian tembakau. Untuk memulai tanam tembakau masyarakat mengadakan ritual ?wiwit Mbako? dengan mengadakan kesenian jaran kepang sebagai salah satu sarana doa memohon kelancaran dan mendapatkan hasil yang melimpah. Setelah panen raya tembakau diadakan syukuran atas hasil yang diperoleh dengan menggelar kesenian jaran kepang.

 Seni pertunjukan untuk tetap hidup pasti mengalami perkembangan sesuai dengan masyarakat pendukungnya. Begitu juga dengan Jaran Kepang Temanggung mengalami banyak sekali perkembangan yang dilakukan agar tetap menarik generasi muda sebagai penerus kesenian tersebut.

            Menurut informasi dari beberapa sumber, perkembangan Jaran Kepang dapat di kelompokkan menjadi beberapa periode, antara lain:

a.      Masa Sebelum Tahun 1960-an

Pada masa ini Jaran Kepang disajikan secara sederhana baik pola gerak, musik maupun kostum dan properti. Properti kuda kepang terbuat dari bambu dan hiasan rambut dari ijuk. Pola lantai didominasi garis lurus dengan variasi moving tempat secara bersama. Menggunakan tambahan properti penthul, tembem dan barongan sebagai variasi pertunjukan. Pemain mengalami trance atau kesurupan dan mempunyai permintaan tertentu untuk dipenuhi. Biasanya minta musik tertentu yang digunakan untuk ?ngibing? atau minta makan ayam hidup, kelapa, dll. Biasanya aka nada pawang yang menyadarkan dengan doa khusus. Bagian ini yang ditunggu penonton karena keseruan pemain yang mengalami trance atau kesurupan.

b.      Masa antara tahun 1960 ? 1970-an

Gerak sudah terpola namun belum ada pembakuan gerak, gerak mengikuti pola kendhangan atau meniru gerak jaran istilahnya onclangan. Musik sederhana terdiri dari kendang, bende, angklung, gong, kempul, vokal, senggak. Masih ada bagian trance atau kesurupan dan terdapat penthul, tembem dan barongan.

c.       Masa Tahun 1970-an ? 1980 -an (Jaran Idakep)

Pada tahun 1972 dilakukan penelitian tentang jaran kepang oleh Pemerintah Daerah Temanggung melalui Inspeksi Daerah Kebudayaan yang di pimpin oleh R. Soebagyono. Hasil penelitian dirumuskan beberapa gerak ciri khas dari jaran kepang Temanggung sejumlah 52 gerakan. Mulai masa ini mulai ditata jaran kepang menjadi sebuah tarian yang baku, baik gerak, maupun musiknya. Pola lantai lebih variatif dengan pengembangan gerak yang bersumber dari gerak jaran kepang masa sebelumnya. Dari sisi musik mulai masuk saron, demung, bonang, drum, snare, sehingga secara musikal sajian menjadi lebih dinamis. Kostum pada masa ini sudah menggunakan rompi, atau baju putih lengan panjang dengan rompi. Namun penthul, tembem dan barong mulai ditinggalkan, lebih difokuskan pada tarian jaran kepangnya. Jaran kepang ini lebih dikenal dengan sebutan Jaran Idakep kependekan dari Inspenksi Daerah Kebudayaan. Terjadi beberapa perubahan terutama pada gerakan dan pola lantai. Maka ada sebutan Idakep 72, dakep 80 dan sebagainya.

d.      Masa Tahun 2000-an sampai sekarang (masa Reformasi)

Akhir tahun 90-an bersamaan dengan krisis moneter dan reformasi, terjadi juga perubahan perkembangan jaran kepang Temanggung. Masing-masing kelompok mulai berinovasi dan berkreasi sendiri secara bebas keluar dari pembakuan jaran kepang Idakep.

Mulai muncul beberapa versi sesuai dengan pengembangannya, antara lain:

-      jaran kepang sendra, menggunakan cerita sebagai pembungkus sajian, musik sudah mengadopsi garapan sendratari dari Solo dan Yogya.

-    Jaran Kepang Badong, kostum mengadopsi tari Bali namun gerak masih hamper sama dengan Idakep tapi tidak utuh lagi. Pada perkembangannya masuk juga music Bali dan tarian Bali (Pendet, Barong Bali, Rangda, Dll).

-    Jaran kepang massal, ini hampir sama dengan idakep namun gerakannya sudah dikurangi dan musik sudah menggunakan banyak gaya dari luar jaran kepang.

Melihat perkembangan jaran kepang tersebut di atas, maka perlu kita untuk melestarikan dan mengembangkan jaran kepang untuk tetap mempertahankan roh jaran kepang itu sendiri sehingga tidak hilang ciri khas Temanggung. Selain itu juga untuk mengenalkan kepada generasi muda sebagai generasi penerus sehingga kesenian ini tetap lestari meskipun jaman telah berubah.

B.      MAKSUD DAN TUJUAN

Kegiatan ini mempunyai maksud untuk memasyarakatkan jaran kepang Temanggungan yang memiliki roh Temanggungan dengan bersumber jaran kepang yang sudah ada (Idakeb)

Tujuannya

1.      Masyarakat Kembali menggarap jaran kepang yang bersumber dari Jaran Kepang Temanggungan

2.      Inovasi dan kreasi yang dilakukan tidak keluar dari pakem Jaran Kepang Temanggungan

3.  Jaran Kepang Temanggungan memiliki ciri khas unik yang mencirikan kekhasan jaran kepang temanggungan.

4.      Pemajuan Jaran Kepang Temanggung

 

C.      MANFAAT

Manfaat diadakan kegiatan tersebut adalah:

1.      Pelestarian jaran kepang idakep dapat berjalan dengan regenerasi pelaku jaran kepang idakeb sejak dini

2.      Pengembangan jaran kepang khas Temanggung menjadi budaya yang diakui secara luas dan mempunyai ciri khas khusus

3.      Pemanfaatan jaran kepang Temanggung menjadi salah satu media pariwisata yang juga bisa menghasilkan manfaat ekonomis.

4.      Kegiatan ini merupakan salah satu sarana untuk melakukan pembinaan terhadap para pelaku budaya terutama jaran kepang.

 

D.     RENCANA TINDAK LANJUT

Managemen Pengetahuan

1.      Filsafat JK -

2.      Edukasi JK Temanggung (Idakeb)

Workshop dan pengembangan tahap 1

3.      Workshop tahap 1 untuk calon penata, (Riset, Dokumentasi, Tutorial)

4.      Workshop tahap 2 Penciptaan ragam 3 jenis (5-7, 10-15, 15-25) (dokumentasi)

Workshop dan pengembangan tahap 2

5.      Workshop tahap 3 penciptaan karya baru bersumber JK Idakeb (cita-cita)

6.      Workshop tahap 4 penciptaan rias busana dan property

Sosialisasi

a.      Penyebaran materi ke masyarakat

-          Pelatihan PELATIH TOT

-          Tayangan di Medsos baik ragam maupun diskusi

-          Di bawakan oleh peserta workshop di setiap pementasan

b.      Lomba

Lomba tingkatan ragam dan usia