Detail Berita

 

Menjelang hari raya Idul Fitri tahun 2022, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung bersinergi dengan UPTD RPH dan Pasar Hewan serta UPTD Puskeswan dan BIB melakukan monitoring di pasar-pasar di Kabupaten Temanggung. Bahan pangan yang diawasi adalah bahan pangan asal hewan (BPAH) yaitu daging sapi dan daging ayam. Monitoring dilakukan pada hari Rabu tanggal 20 April 2022 di Pasar Temanggung, Pasar Parakan dan Pasar Ngadirejo. 
Kegiatan ini merupakan salah satu langkah untuk menjamin keamanan pangan asal hewan bagi konsumen. Dengan harapan, konsumen akan tenang karena daging yang dikonsumsi halal dan thoyib (baik) serta kandungan nutrisinya masih lengkap.


Menurut Permentan No. 413 tahun 1992, daging yang layak dikonsumsi adalah daging yang memenuhi persyaratan aman, sehat, utuh dan halal atau disingkat ASUH. 
Aman artinya tidak mengandung zat-zat yang membahayakan kesehatan manusia, seperti jasad renik penyebab penyakit, racun, residu antibiotika, pestisida, logam berat, kerikil, pecahan kaca, rambut, bulu dan benda lain yang tidak lazim. 
Sehat artinya daging berasal dari hewan yang sehat, tidak mengandung kuman penyebab penyakit maupun racun yang membahayakan kesehatan konsumen. 
Utuh artinya daging berasal dari satu jenis hewan secara keseluruhan, tidak dipalsukan dengan daging jenis lain dan teriris secara rapi tidak tercabik-cabik. 
Halal, menyangkut cara penyembelihan hewan penghasil daging. Hewan harus mati disembelih dengan tata cara penyembelihan yang benar sesuai dengan kesejahteraan hewan dan aturan agama.

 

Daging merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroba karena memiliki kadar air yang tinggi (68,75%), kaya akan protein dan mineral untuk pertumbuhan mikroba. Daging rusak atau busuk disebabkan oleh berbagai faktor. Namun penyebab kerusakan daging umumnya adalah mikroorganisme, seperti jamur dan bakteri lainnya. Mikroorganisme dalam daging memecah protein dan lemak sehingga membusukkan daging, menyebabkan tidak layak konsumsi. Daging yang telah rusak dan tercemar mikroorganisme bila dikonsumsi akan menimbulkan gangguan kesehatan seperti keracunan, diare, dan yang lebih parah dapat tertular penyakit seperti tifus, kolera, desentri dan cacing pita. Kerusakan daging dapat diperlambat dengan cara penanganan daging yang baik dan benar, serta penyimpanan di suhu dingin atau beku.
 
                                                        
Gb. Pemotongan yang tidak benar, leher tidak putus             
 
Cara memilih daging yang sehat diantaranya sebagai berikut :
1. Pilihlah daging yang berwarna merah segar, sesuai dengan jenis dagingnya. Hindari memilih daging yang warnanya sudah berubah, misalnya berubah warna menjadi merah karena perdarahan, abu-abu, hijau atau biru;
2. Pilihlah daging yang beraroma segar, tidak anyir atau busuk;
3. Pilihlah daging yang kenyal alami, dilakukan dengan cara daging ditekan sebentar dengan telunjuk lalu lepaskan. Daging yang baik akan segera kembali ke posisi semula (kecuali daging yang sudah dibekukan). Hindari memilih daging yang lengket di tangan sewaktu ditekan dengan dengan telunjuk, bergetah dan yang permukaannya seolah-olah berlumpur, sebab daging yang demikian telah mengalami kerusakan dan tidak sehat untuk dikonsumsi;
4. Untuk daging ayam, pilihlah ayam yang dipotong secara baik dan benar sesuai syariat Islam (sekali tebas terpotong saluran nafas, saluran makan dan saluran darah)
 
 
Materi dapat dilihat disini
 
Ditulis oleh Ari Susanti, STP (PMHP Pertama)
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kab. Temanggung