Detail Berita

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Temanggung Nomor 15 Tahun 2022 tentang Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung dijelaskan bahwa Puskesmas Temanggung yang merupakan bagian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan bidang kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 04/M.PAN/1/2004 tentang Jabatan Fungsional Fisioterapis dan Angka Kreditnya, tugas pokok fisioterapis adalah melaksanakan pelayanan fisioterapi, mengembangkan, memelihara dan mernulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi dan komunikasi. Jenjang pangkat fisioterapis tingkat terampil sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sesuai dengan jenjang jabatannya, yaitu Fisioterapis Pelaksana atau Pengatur golongan ruang II/c.

Adapun permasalahan yang ada antara lain (a) Belum optimalnya ruang tunggu fisioterapi di Puskesmas Selopampang, (b) Belum optimalnya pelayanan fisioterapi di Puskesmas Selopampang, (c) Rendahnya kesadaran kontrol kunjungan pasien fisioterapi di Puskesmas Selopampang, (d) Belum optimalnya deteksi dini pada fase awal tumbuh kembang anak, dan (e) Banyaknya pasien lansia yang mengeluhkan nyeri punggung bawah di poli fisioterapi Puskesmas Selopampang.

Inovasi ini dibuat berdasarkan identifikasi beberapa isu-isu yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai Terampil Fisioterapis di Puskesmas Selopampang. Identifikasi isu-isu yang diangkat berasal dari individu, unit kerja, maupun organisasi. Berdasarkan pengalaman penulis selama bekerja di Puskesmas Selopampang, terdapat isu yang menjadi perhatian, yaitu Belum Optimalnya Pelayanan Fisioterapi Melalui Video Alur Pelayanan, X-Banner, Kartu Kontrol, Formulir Assessment dan Buku Monitoring di Puskesmas Selopampang Kabupaten Temanggung.

Saat ini pelayanan fisioterapi sudah dilakukan namun kurang optimal sehingga pasien belum banyak yang melakukan pemeriksaan fisioterapi, penegakan diagnosis fisioterapi juga belum terintegrasi di setiap tindakan. Oleh karena itu, sebagai gagasan pemecahan isu tersebut dilakukan Optimalisasi Pelayanan Fisioterapi Melalui Video Alur Pelayanan, X-Banner, Kartu Kontrol, Formulir Assessment dan Buku Monitoring di Puskesmas Selopampang Kabupaten Temanggung.

Adapun inovasi ini mempunyai unsur kebaharuan dan keunggulan diantaranya (a) Kegiatan yang telah direncanakan dan disusun dalam rancangan aktualisasi telah selesai dilaksanakan dengan sedikit perubahan jadwal, dan target dapat tercapai pada setiap kegiatan, (b) Dokumen formulir assesment fisioterapi berperan penting dalam meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan sehingga perlu adanya kelengkapan dokumen penunjang untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan proses pelayanan yang akan mempengaruhi peningkatan mutu dan kualitas pelayanan, (c) Dalam pelayanan fisioterapi buku kontrol dan buku monitoring sangat penting, karena akan ada perencanaan guna memperbaiki dan meningkatkan pelayanan yang sudah ada, dikarenakan kegiatan pelayanan fisioterapi memiliki berbagai proses dan memerlukan waktu yang tidak hanya sekali terapi, (d) Hasil survei indeks kepuasan pelanggan unit pelayanan poli fisioterapi dengan metode Krecjie and morgan didapat hasil sebesar 91,45 (Sangat Baik). Hal ini menandakan pasien fisioterapi sangat puas dengan pelayanan fisioterapi setelah mengetahui alur pelayanan fisioterapi dan penggunaan kartu, (e) Hasil pengunjung baru pasien fisioterapi meningkat, pada bulan Juli jumlah pengunjung pasien baru terdapat 32 orang, sedangkan pada bulan Agustus hingga awal september 44 orang, dengan jumlah persentase kenaikan 37,5%, (f) Pelayanan yang sesuai dengan BERAKHLAK diharapan akan dapat berpengaruh besar terhadap masyarakat luas sehingga kepuasaan pelanggan dan kepercayaan pelanggan akan meningkat, dan (g) Dalam pelayanan fisioterapi formulir assesment sangat penting, karena menjadi lembar komunikasi antara fisioterapi dengan dokter penanggung jawab, sehingga akan ada perencanaan guna memperbaiki dan meningkatkan pelayanan yang sudah ada, dikarenakan kemajuan kegiatan pelayanan fisioterapi akan tercatat, hal lain dapat menjadi kendali mutu pelayanan fisioterapi.

Metode pembaharuan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi sebelum dan sesudah adanya inovasi sebagaimana berikut:

  1. Kondisi sebelum yaitu (a) Masyarakat di sekitar puskesmas Selopampang belum sepenuhnya mengetahui pelayanan fisioterapi, hal ini terlihat pada awal-awal adanya fisioterapi di puskesmas, sehingga fisioterapi terjun langsung kemasyarakat dengan mengikuti kegiatan posyandu lansia maupun balita, atau lebih ke upaya promotif dan preventif, (b) Belum adanya x banner mengenai pelayanan fisioterapi membuat pasien belum mengetahui adanya fisioterapi di puskesmas selopampang, sehingga pasien ke fisioterapi masih sedikit, dengan rerata jumlah pasien 2-3 orang, (c) Alur pelayanan fisioterapi belum ada, kondisi sebelumnya pasien mengira ketika setelah mendaftar dapat langsung ke ruang fisioterapi untuk melakukan terapi, hal ini menandakan bahwa pasien tidak tau langkah-langkah pelayanan fisioterapi, (d) Belum adanya formulir assessment fisioterapi membuat petugas fisioterapi tidak memiliki riwayat medis berupa keluhan dan perkembangan yang dapat ditulis, sehingga pemantauan perkembangan tindakan fisioterapi dan penegakan diagnosis belum optimal, (e) kartu kontrol kunjungan pelayanan fisioterapi dan buku monitoring membuat jam kunjung pasien tidak teratur datangnya, beberapa pasien datang seminggu bisa 4x, sehingga terjadi penumpukan pasien di satu hari tertentu, ada juga yang tidak memperhatikan waktu kontrol ke fisioterapi, (f) Belum adanya sarana prasarana alat fisioterapi, sebelumnya menggunakan manual terapi dan terapi latihan selain pemberian sinar inframerah, dan (g) Belum adanya survei kepuasan masyarakat mengenai pelayanan fisioterapi, sehingga saran masukkan dan juga tingkat kepuasan masyarakat belum diketahui.
  2. Kondisi sesudah yaitu (a) Peningkatan jumlah kunjungan pasien fisioterapi terus meningkat, disetiap bulannya baik pasien baru dan lama yang melakukan kontrol fisioterapi mencapai sekitar 100 orang perbulan, (b) Adanya x-banner mengenai pelayanan fisioterapi membuat jumlah pasien meningkat, dan pasien mengetahui berbagai pelayanan yang diberikan oleh fisioterapi, harapannya pasien yang berobat dapat mengetahui jenis pelayanan fisioterapi kemudian dapat memberikan informasi kepada keluarga, maupun masyarakat sekitar, (c) Adanya video tutorial alur pelayanan fisioterapi dan sosialisasi membuat pasien yang akan ke fisioterapi lebih mengetahui langkah-langkah sebelum masuk ke ruang fisioterapi. Sehingga pasien tidak langsung bisa ke ruang fisioterapi sebelum ada pemeriksaan dari dokter penanggung jawab, (d) Adanya formulir assessment fisioterapi membuat petugas fisioterapi tidak memiliki riwayat medis berupa keluhan dan perkembangan yang dapat ditulis, sehingga pemantauan perkembangan tindakan fisioterapi dan penegakan diagnosis optimal, karena sudah terpantau langsung dengan dokter penanggung jawab, (e) Adanya kartu kontrol kunjungan pelayanan fisioterapi dan buku monitoring membuat jadwal kunjung pelayanan fisioterapi yang dijadwalkan dapat dipatuhi dan terjadwal. Dari data pasien bulan Juni (14) dan Agustus (28) pasien yang dijadwalkan melakukan kontrol meningkat sebanyak 100%, (f) Pelayanan fisioterapi sudah semakin banyak inovasi intervensi, mulai dari pemberian alat TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation), Massage Gun Release dan pemasangan Neuromuscular Tapping, dan (g) Mengetahui survei kepuasan masyarakat mengenai pelayanan fisioterapi, dimana dari 4 hari penilaian terhadap kunjungan fisioterapi terdapat 16 responden yang mengisi SKM, dengan hasil sangat baik yaitu 91,45 dan peningkatan kunjungan pasien baru sebanyak 40% di bulan Juni dan Agustus.

Tahapan inovasi yang dilakukan antara lain (1) Menyusun rencana kegiatan untuk mengoptimalkan pelayanan fisioterapi, (2) Membuat x-banner mengenai pelayanan fisioterapi, (3) Membuat video tutorial alur pelayanan fisioterapi dan sosialisasi, (4) Membuat formulir assessment fisioterapi, (5) Membuat kartu kontrol kunjungan pelayanan fisioterapi dan buku monitoring, (6) Melaksanakan pelayanan fisioterapi, dan (7) Melaksanakan survei kepuasan masyarakat mengenai pelayanan fisioterapi.

Tujuan adanya inovasi:

  • Membantu mengetahui informasi-informasi mengenai jenis pelayanan yang diberikan fisioterapi kepada yang membutuhkan, sehingga pegawai puskesmas dapat memahami peran dan tugas fisioterapi.
  • Mengetahui adanya pelayanan fisioterapi di Puskesmas Selopampang beserta alur pelayanan dan jenis pelayanan yang diberikan.
  • Menambah pelayanan yang ada di puskesmas, dan dapat memberikan pelayanan pertama pada pasien yang membutuhkan penanganan fisioterapi.

Manfaat adanya inovasi:

  • Pegawai, yaitu membantu mengetahui informasi-informasi mengenai jenis pelayanan yang diberikan fisioterapi kepada yang membutuhkan, sehingga pegawai puskesmas dapat memahami peran dan tugas fisioterapi.
  • Masyarakat, mengetahui adanya pelayanan fisioterapi di Puskesmas Selopampang beserta alur pelayanan dan jenis pelayanan yang diberikan.
  • Instansi Puskesmas Selopampang, yaitu menambah pelayanan yang ada di puskesmas, dan dapat memberikan pelayanan pertama pada pasien yang membutuhkan penanganan fisioterapi.

Hasil yang dirasakan dengan adanya inovasi adalah sebagai berikut:

  • Kegiatan yang telah direncanakan dan disusun dalam rancangan aktualisasi telah selesai dilaksanakan dengan sedikit perubahan jadwal, dan target dapat tercapai pada setiap kegiatan.
  • Dokumen formulir assesment fisioterapi berperan penting dalam meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan sehingga perlu adanya kelengkapan dokumen penunjang untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan proses pelayanan yang akan mempengaruhi peningkatan mutu dan kualitas pelayanan.
  • Dalam pelayanan fisioterapi buku kontrol dan buku monitoring sangat penting, karena akan ada perencanaan guna memperbaiki dan meningkatkan pelayanan yang sudah ada, dikarenakan kegiatan pelayanan fisioterapi memiliki berbagai proses dan memerlukan waktu yang tidak hanya sekali terapi.
  • Hasil survei indeks kepuasan pelanggan unit pelayanan poli fisioterapi dengan metode Krecjie and morgan didapat hasil sebesar 91,45 (Sangat Baik). Hal ini menandakan pasien fisioterapi sangat puas dengan pelayanan fisioterapi setelah mengetahui alur pelayanan fisioterapi dan penggunaan kartu.
  • Hasil pengunjung baru pasien fisioterapi meningkat, pada bulan Juli jumlah pengunjung pasien baru terdapat 32 orang, sedangkan pada bulan Agustus hingga awal september 44 orang, dengan jumlah persentase kenaikan 37,5%. 
  • Pelayanan yang sesuai dengan BERAKHLAK diharapan akan dapat berpengaruh besar terhadap masyarakat luas sehingga kepuasaan pelanggan dan kepercayaan pelanggan akan meningkat.
  • Dalam pelayanan fisioterapi formulir assesment sangat penting, karena menjadi lembar komunikasi antara fisioterapi dengan dokter penanggung jawab, sehingga akan ada perencanaan guna memperbaiki dan meningkatkan pelayanan yang sudah ada, dikarenakan kemajuan kegiatan pelayanan fisioterapi akan tercatat, hal lain dapat menjadi kendali mutu pelayanan fisioterapi.