Detail Berita

 

Kondisi Geografis

Berdasarkan data Temanggung Dalam Angka Tahun 2016, luas wilayah Kabupaten Temanggung yaitu 87.065 ha, terletak antara 7º 14’ s/d 7º 32’ 35’’ Lintang Selatan dan 110º 23’ s/d 110º 46’ 30’’ Bujur Timur. Mempunyai rata-rata ketinggian 400 m s/d 2.000 m dari permukaan laut. Kemiringan wilayah yang bervariasi antara 0 -2% seluas 968 ha, 2- 15% seluas 32.492 ha, 15-40% seluas 31.232 ha dan diatas 40% seluas 17.983 ha.

Batas Administrasi Kabupaten Temanggung

      


Gambaran Lokasi

Cakupan wilayah KabupatenTemanggung, meliputi 20 (dua puluh) kecamatan yang terdiri dari : Parakan, Kledung, Bansari, Bulu, Temanggung, Tlogomulyo, Tembarak, Selopampang, Kranggan, Pringsurat, Kaloran, Kandangan, Kedu, Ngadirejo, Jumo, Gemawang, Candiroto, Bejen, Tretep dan Wonoboyo.

DIlihat dari sisi penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Temanggung, penggunaan lahan untuk budidaya pertanian merupakan penggunaan lahan terbesar yaitu 20.624 ha, sedangkan yang termasuk kawasan lindung seluas 26.933 ha, budidaya non pertanian seluas 28.124 ha dan lainnya seluas 2.100 ha. Kabupaten Temanggung mempunyai agroklimat dan sumberdaya lahan yang potensial untuk pengembangan hortikultura khususnya sayuran. Lereng Gunung Sumbing dan Sindoro Temanggung, tahun 1990-an dikenal sebagai sentra bawang putih. Bawang putih dijuluki tanaman “emas putih”, karena menghasilkan pendapatan melimpah dan harga tinggi.

Temanggung mempunyai agroklimat yang sesuaiuntuk pengembangan bawang putih, diusahakan pada dataran medium atau tinggi (>700 m dpl). Bawang putih lokal Temanggung varietas lumbu hijau/lumbu kuning mempunyai keunggulan dari kandungan allium dan aroma yang khas. Pasokan bawang putih untuk memenuhi pada pasar tertentu (restauran, obat, kosmetik).

Tujuan Pengembangan Bawang Putih

  1. Meningkatkan produksi untuk mencukupi kebutuhan bawang putih di  setiap saat dengan harga yang relatif stabil
  2. Menghasilkan produk bawang putih yang bermutu  dan aman konsumsi.
  3. Membangun sentra bawang putih sebagai kawasan agribisnis dengan pengembangan cluster
  4. Penurunan impor bawang putih dan mempercepat swasembada bawang putih, ditargetkan tercapai tahun 2019
  5. Terwujudnya kelembagaan usaha agribisnis yang efektif dan profesional.
  6. Membangun kemitraan usaha yang bersinergi dan menguntungkan setiap pelaku usaha

Pengembangan Bawang Putih di Kabupaten Temanggung

Tahun 2013 : pengembangan kawasan bawang putih seluas 5 ha melalui dana APBD Provinsi  di Desa Kruisan Kecamatan Kledung

Tahun 2014 : pengembangan kawasan bawang putih seluas 25 ha bantuan benih dan saprodi  APBN  di Kecamatan Kledung (Desa Petarangan dan Kruisan) dan Kec. Bulu serta bantuan APBD  Provinsi seluas 5 Ha di Desa Wates Kec. Wonoboyo

Tahun 2015 : pengembangan kawasan bawang putih seluas 20 ha melalui dana APBN tersebar di sentra-sentra produksi di Kec. Ngadirejo, Tembarak, Bulu dan Candiroto

Tahun 2016 : pengembangan kawasan bawang putih seluas 254 ha  dan  50 ha (CF-SKR) APBN di  5 kec sentra produksi :  Kecamatan Kledung, Parakan, Bulu, Candiroto dan Tretep

Tahun 2017 : pengembangan kawasan bawang putih seluas 50 ha APBN di    Kecamatan Parakan, Bulu dan Tretep

Kawasan Bawang Putih  APBN-P 2017 Di Temanggung

Pengembangan kawasan bawang putih  APBNP di  Kabupaten Temanggung seluas 1.120 ha, tersebar di 11 Kecamatan sentra bawang putih, yaitu :

  1. Kecamatan Kledung seluas 465 ha, 43 kelompok tani

  2. Kecamatan Tretep 170 ha, 34 kelompok tani

  3. Kecamatan  Wonoboyo seluas  40 ha, 8 kelompok tani

  4. Kecamatan Parakan seluas 75 ha, 6  kelompok tani

  5. Kecamatan  Tlogomulyo ha, 3  kelompok tani

  6. Kecamatan  Bulu seluas 130 ha, 21 kelompok tani

  7. Kecamatan Ngadirejo seluas  95 ha, 16 kelompok tani

  8. Kecamatan Selopampang seluas 15 ha, 3 kelompok tani

  9. Kecamatan  Tembarak seluas 15 ha, 3 kelompok tani

  10. Kecamatan Candiroto  seluas 40 ha, 5 kelompok tani

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bawang Putih Temanggung

panen komoditas bawang putih Kabupaten Temanggung menduduki urutan pertama di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Keadaan luas panen, produksi dan produktivitas bawang putih di Kabupaten Temanggung sebagai berikut :

Data Bawang Putih Kabupaten Temanggung

besar petani sudah menerapkan budidaya dan pasca panen sayuran yang baik dan benar (GAP-GHP), melakukan pertanian terpadu, konservasi lahan dan air. Kemitraan usaha dengan supplier dan eksportir juga dilakukan, disamping banyak petani berperan sekaligus sebagai pelaku usaha hortikultura.Sumber: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung

Temanggung juga sangat berpotensi untuk tanaman sayuran. Keadaan luas panen, produksi dan produktivitas sayuran selain bawang putih pada tahun 2017 di Kabupaten Temanggung adalah sebagai berikut :

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Sayuran Tahun 2017

Fasilitasi Bantuan Bawang Putih APBN-P Tahun 2017

Fasilitasi bantuan bawang putih  per ha untuk pengadaan saprodi Rp. 20.000.000,-  dengan perincian per ha :  mulsa 10 roll, pupuk NPK  750 kg, pupuk ZK 150 kg, dolomit 1.320 kg, dekomposer 10 liter dan  POC  20 liter.

Pengadaan benih per ha 1 ton dengan pagu anggaran perkg 60.000,- (tidak dilaksanakan karena tidak tersedia benih bersertifikat dan harga per kg di pasar sudah mencapai 80.000,-)

Bantuan ALSINTAN dari pusat berupa Cultivator 90 unit, pompa air 30 unit, hands sprayer 1.220 unit, sepeda motor roda 3 sebanyak 4 unit dan peralatan pasca panen 4 unit.

Bantuan pengendali OPT ramah lingkungan dari BPTPH Provinsi Jateng per ha berupa : perangkap likat kuning (ukuran 20 x 25 cm)        20 buah, feromon sex 20 buah,  fungisida 2 liter, PGPR  12 liter, trichoderma 13 kg.

  • Varietas bawang putih yang dikembangkan adalah lumbu hijau dan lumbu kuning (swadaya petani)

  • Sebagian besar hasil panen digunakan untuk penangkaran benih bawang putih

 

Panen dan pemasaran

  • Bawang putih yang ditanam petani Kabupaten Temanggung dilahan tegalan pada musim penghujan, musim tanam bulan Oktober, November, Desember dan Januari.
  • Panen bawang putih mulai bulan Maret s/d Mei
  • Harga bawang putih konsumsi tingkat petani berkisar :    Rp. 17.000 - 30.000 sedangkan harga benih berkisar Rp.50.000,-
  • Perdagangan bawang putih lewat pedagang pengumpul desa/kecamatan, dikirim ke Semarang, NTB, Jakarta, Sumatera dan Bali 

 

PENDAMPINGAN

  1. Pendampingan teknis oleh Bidang Hortikultura, KUPT dan Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung.
  2. Diklat Tematik bawang putih petani dan petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung kerjasama dengan BBPP Ketindan, Malang, Jawa Timur.
  3. Gerakan Pengendalian OPT Bawang Putih Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Temanggung kerjasama dengan Laboratorium pengamatan Hama dan Penyakit Kedu.
  4. Temu usaha yang mempertemukan petani dengan pedagang.
  5. Kemitraan benih bawang putih antara petani dengan PT. Pertani.
  6. Sertifikasi benih bawang putih didampingi BPSB.
  7. Pendampingan teknis budidaya dengan BPTP Provinsi Jawa Tengah.
  8. Pendampingan mahasiswa STPP Mgelang & Yogyakarta, serta Alumni UGM Yogyakarta.
  9. Pendampingan Balitsa Lembang tentang Kajian Analisa Ekonomi Usaha Tani Bawang Putih.
  10. Kerjasama Importir bawang putih dalam perluasan areal bawang putih di Temanggung.

Profil Kelompok Pelaksana Panen Raya Bawang Putih

Kegiatan panen raya bawang putih pada bulan April kemarin dilaksanakan di Desa Glapansari, Kecamatan Parakan. Pelaksana adalah Gapoktan Sri Mekar, yang diketuai oleh Bp. Gathot Widyanto, S.Th., didukung oleh Kepala Desa Bp. Sukengdriyo dan penyuluh pendamping Bp. Saepudin.

Jumlah kelompok tani yang ada di Desa Glapansari sejumlah 10 poktan dan 2 Kelompok Wanita Tani. Desa Glapansari luas baku lahan tegal 437 ha, sawah 25 ha dengan komoditas utama yang diusahakan tembakau, kopi, bawang putih, aneka cabai, bawang merah dan cabai.

Pada tahun 2017 luasan tanaman bawang putih 200 ha terdiri ; 5 ha program APBN 2017, 75 ha program APBN-P, 90 ha oleh importir, 10 ha BPTP, dan 20 ha swadaya murni petani.

 

Penulis : Sumarno. SP