Detail Berita

PIK REMAJA SUCEN SELENGGARAKAN JAMBORE DI POSONG

 PIK Remaja Garuda Dusun Mandang, Desa Sucen, Kecamatan Gemawang melaksanakan Jambore Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR) yang diselenggarakan di Taman Wisata Posong Sabtu (31/8). Acara berlangsung sehari dari pagi hingga sore diikuti puluhan anggota PIK Remaja setempat. Kegiatan ini digagas oleh PIKR Garuda Desa Sucen dengan pendampingan dari PKB Kecamatan Gemawang.

Kegiatan ini masuk dalam program kerja PIKR Garuda tahun 2019, yaitu peningkatan kapasitas remaja dalam bentuk jambore. Ada unsur edukasi dan refreshing yang tersaji di acara ini, yaitu adanya game kebersamaan dan kekompakkan serta sharing pengetahuan tentang pengolahan kopi.

Acara dibuka dengan salam khas generasi berencana yaitu Salam Genre yang diucapkan dengan mantap oleh semua remaja. Koordinator PKB Kecamatan Gemawang,  Arie Agung Martanto, dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan ini karena bisa menggugah semangat remaja dalam kegiatan yang positif dan secara aktif mengkampanyekan eksistensi PIKR di Kecamatan Gemawang pada umumnya.

Ditambahkan pula, komunikasi yang intens dari remaja bisa mencegah bahaya kenakalan remaja yang terus menerus disuarakan melalui slogannya, no early marriage, no free sex, no drug. Hadir juga pembina PIKR tingkat kecamatan yang juga PKB Kecamatan Gemawang,  Riyanto. "Remaja harus ditempa melalui kegiatan di organisasi supaya bisa memasyarakat, remaja harus bisa disiplin terhadap diri sendiri maupun lingkungannya", imbuhnya.

Kegiatan ini mulai hangat saat diamainkan game Pesan Berantai, permainan yang menonjolkan daya ingat dan kerja sama kelompok. Salah satu kalimat yang dipesankan secara estafet adalah "Cita cita Cita Citata telah Cita Citata cita-citakan dari dulu", kalimat yang sederhana tapi butuh ketelitian dan kecermatan dalam menyampaikan kepada teman dalam satu kelompok.

Pelajaran yang bisa diambil dari game ini adalah bagaimana remaja sebagai generasi milenial harus secara bijak mengelola informasi yang didapat dengan mengolah terlebih dahulu informasi itu supaya tidak terjadi distorsi.

Tidak kalah menariknya adalah ketika materi pengelohan kopi yang disampaikan secara santai melalui kemasan Sinau Bareng tentang kopi oleh praktisi kopi yang juga barista sebuah kafe kopi di parakan, Tarwi.

Cerita kopi diawali dengan sejarah singkat asal mula tumbuhan kopi, dan dilanjutkan dengan proses pengolahan kopi pasca penen. Remaja Mandang yang juga tinggal di lingkungan kopi dan anak dari petani kopi sangat antusias sekali mendengarkan. Banyak sekali interaksi yang terjadi melalui tanya jawab. Lebih lanjut tarwi menyampaikan, secara umum ada dua cara pengolahan buah kopi menjadi biji kopi, yaitu proses basah dan proses kering.

Pengolahan kopi proses kering dimulai setelah masa panen, penyortirani, pengeringan, pengupasan, penyortiran ulang, serta penyimpanan dan pengemasan. Sedangkan pengolahan kopi proses basah dimulai dengan penyortiran, pengupasan, fermentasi, pencucian, pengeringan, serta penyimpanan dan pengemasan.

Proses basah memerlukan waktu yang panjang tetapi menghasilkan varian rasa yang beraneka seperti rasa anggur/wine dan memiliki nilai jual relatif tinggi dibanding pengolahan kopi dengan proses kering. Tarwi juga menawarkan untuk ikut membantu remaja apabila ingin mengembangkan produksi secara bersama-sama untuk melatih kemandirian kelompok PIKR Garuda. Pertemuan Jambore ditutup dengan menikmati pesona alam posong dan mengambil gambar seluruh peserta kegiatan.—(Arie Agung Martanto)—