SMAN 2 Temanggung setelah dalam beberapa tahun ini banyak meraih prestasi dalam berbagai bidang seperti Juara Nasional Sekolah Adiwiyata, Juara Lomba Majalah Dinding tingkat Jawa Tengah, kini melaksanakan Program Nasional Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).
Pencanangan SSK sekaligus penandatangan MOU (perjanjian kerja sama) antara Pihak Sekolah dengan Dinas Kependudukan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Temanggung dilaksanakan Kamis (7/2) di Aula setempat.
Hadir dalam kesempatan itu para Fasilitator SSK dari Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Tim Pendampingan SSK Dinas PPKBPPPA Temanggung, para guru dan siswa sejumlah 90 orang. Kedatangan tim provinsi disambut dengan penampilan kerawitan lengkap dengan pesindennya dan paduan suara yang semua dilakukan oleh siswa siswi Sekolah Adiwiyata ini.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Mohamad Solikul Hadi mengatakan, Sekolah Siaga Kependudukan adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran, di mana di dalamnya terdapat pojok kependudukan sebagai salah satu sumber belajar peserta didik.
Hal ini dilakukan sebagai upaya pembentukan generasi berencana (Genre), agar guru dan peserta didik dapat memahami isu kependudukan dan guru mampu mengintegrasikan isu kependudukan ke dalam pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013.
SSK didefinisikan sebagai implementasi operasional pengendalian kependudukan dan keluarga berencana dengan program-program pendidikan, terintegrasi dikelola dari dan oleh penyelenggara pendidikan melalui pemberdayaan sekolah.
Untuk memberikan kemudahan atau akses terhadap anak didik dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan dibidang kependudukan dan keluarga berencana, BKKBN memberikan bantuan fasilitasi berupa sarana prasarana untuk pendirian “Pojok Kependudukan” yang akan ditempatkan diruang yang mudah dijangkau peserta didik. Di pojok kependudukan ini pasa siswa dapat belajar mengenai kependudukan dan pembangunan keluarga serta perencanaan kehidupan yang matang.
Solikul Hadi juga menegaskan bahwa pembelajaran tentang pengendalian penduduk harus dilakukan sejah dini sebab dampak peledakan penduduk akan berakibat pada berbagai sector pembangunan seperti kemiskinan, pengangguran, gizi buruk dan masalah social lainnya. Kepada para siswa juga diminta menjadi anggota GENRE dan mengaplikasikan 3 hal yaitu tidak seks sebelum nikah, tidak Narkoba dan tidak nikah dini.
Sementara itu Kabid Dalduk Dinas PPKBPPPA Kabupaten Temanggung menjelaskan, latar belakang pembentukan SSK ini tidak lepas dari upaya pemerintah dalam mensikapi akan datangnya era Bonus Demografi di Indonesia pada tahun 2020 hingga 2035 mendatang.
Pada era itu, jumlah penduduk usia produktif 15-64 tahun proporsinya lebih dari 50 persen dibandingkan dengan kelompok usia non produktif 0-14 tahun dan 65 tahun keatas. Pada era ini harus disiapkan generasi yang berkualitas. Maka salah satu langkahnya adalah penanaman jiwa GENRE di kalangan remaja baik di sekolah maupun jalur masyarakat.