Detail Berita

Pemberdayaan masyarakat pedesaan melalui pengembangan ekonomi kreatif bertajuk Kampung Ramah Anak dikembangkan di Desa Kalibanger Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung. Model pendidikan anak secara mandiri bertema menggalakkan permainan tradisional ini diluncurkan pertama kali pada saat peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Kabupaten Temanggung yang dipusatkan di Desa Kalibanger dan dihadiri Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo, Selasa 16/10 

Camat Gemawang Eko Suprapto ketika ditemui kemarin mengatakan, Kampung ramah anak digagas oleh pemuda dusun Kalibanger karena melihat kondisi saat ini yang dinilai memprihatinkan yaitu makin lekatnya anak-anak dengan Tab, Smartphone dan gadget yang terkoneksi internet sehingga anak-anak lupa dengan waktu belajar dan mengaji. “Melalui pendidikan di Kampung Ramah Anak ini diterapkan jadwal kapan saatnya harus mematikan televisi, smartphone dan gadget dan anak-anak harus belajar serta mengaji”, tandasnya.

Konsep ramah anak akan membawa alam pemikiran anak-anak kepada permainan tradisional, bukan berarti menuju ketertinggalan teknologi tetapi lebih pada pencegahan dampak negative yang akan terjadi jika anak-anak sudah kecanduan dengan dunia internet. “Saking asyiknya bisa-bisa anak-anak menjadi lupa makan, lupa belajar dan menyendiri sehingga waktu bermain bersama dengan anak-anak lainnya menjadi berkurang”, paparnya

Permainan ramah anak dengan konsep tradisional yang digalakkan di Kampung Ramah anak ini adalah permainan egrang, panahan, memet (mencari ikan di sungai kecil, latihan menembak dengan tulup dari bambu, melatih kekompakan dengan gapyak (sandal kayu yang panjang), meriam bamboo dan berbagai permainan yang diintegrasikan dengan kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR)

Vina Zuzun Nursekha salah seorang pengasuh permainan di Kalibanger mengatakan minat anak-anak terhadap berbagai permainan tradisional ternyata cukup menggembirakan. Terutama panahan sebagai salah satu media olahraga anak-anak cukup banyak diminati. “Berbagai permainan anak-anak yang dulu pernah ada akan kita kembangkan lagi dengan harapan otak anak-anak tidak teracuni virus-virus negative dari maraknya game-game di internet dan kemudian terisi dengan virus virus positif dari permainan tradisional”, kata Vina

Kebijakan pemerintah desa menurut Vina sangat mendukung dengan masuknya program Kampung Ramah Anak dalam APBDes 2019 untuk mendanai kegiatan. Dukungan kelembagaan juga datang dari Kampung KB dusun Kalibanger sehingga kegiatan Kampung Ramah Anak dapat terintegrasi dengan kegiatan Tri Bina (BKB, BKR, BKL) yang digalakkan dalam rangka menciptakan keluarga sejahtera. 

Potensi desa juga mendukung untuk dijadikan Desa wisata dengan salah satu potensinya adalah permainan air seperti olahraga mini tubing, kuliner special pedesaan Wedang Tahu, gula aren dan sangria kopi. “Anak-anak juga telah bersemangat dengan hadirnya pak wakil bupati sekaligus mencoba naik egrang sebagai atraksi desa wisata Kalibanger”, tandas Vina.

Sementara itu Kepala Desa Kalibanger Fahrudin mengatakan, kegiatan para pemuda desanya dengan berbagai inovasi tersebut akan mengantar anap-anak menuju masa depan dalam kehidupan yang cerdas dan religious. Cerdas karena melalui8 kegiatan ini diterapkan jam-jam wajib belajar dimana para orang tua wajib mendampingi anaknya untuk belajar. Religiusnya juga didukung dengan adanya wajib menhaji pada jam yang ditentukan. “Pada saat jam wajib belajar dan wajib mengaji itu tidak boleh menggunakan smartphone, android dan game-game dari internet termasuk berhenti nonton televise agar anak-anak focus pada belajar dan mengaji”, tandas Fahrudin…(BHP)—