Menjadi kader desa tidak beda dengan relawan yang menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk kegiatan social di masyarakat. Seperti dilakukan Isti Rochyati, kader Keluarga Berencana Desa Badran Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. Begitu padatnya kegiatan yang harus dilaksanakan meskipun wilayahnya dalam satu desa tetapi aktifitas sampai rapat-rapat tingkat provinsi Jawa Tengah.
Isti yang telah diangkat menjadi PPKBD (Petugas Pembantu Keluarga Berencana Desa) dengan SK Kepala Desa, memiliki kader pembantu yang disebut Sub PPKBD yang bertugas di tiap-tiap Dusun atau lingkungan RW. Ada pertemuan rutin Sub PPKB sebulan sekali. Namun yang menjadikan waktu tersita adalah kegiatan Tri Bina di tiap dusun yang harus didampingi dan waktunya berbeda-beda.
Tri Bina itu tiga kelompok kegiatan yaitu Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia (BKL). “Masih ditambah lagi pembinaan PIK Remaja dan kegiatan PKK desa sampai PKK RT dan grup Rebana Bumi Sholawat”, papar ibu dari dua anak ini. Boleh dibilang Isti adalah Kader segalanya, karena ia juga aktivis yang pernah ikut pelatihan tingkat Provinsi Jawa Tengah tentang penanggulangan HIV AIDS. “Ini wajib untuk disaampaikan kepada masyarakat tentang kewajiban tes HIV AIDS bagi ibu hamil”, paparnya Wanita kelahiran 21 November 1979 ini.
Di grup music Rebana, Isti adalah pemain Trantam. Grup eksis tampil di berbagai acara hajatan di Desanya maupun di luar desa. Kegiatan music juga menjadwalkan latihan pentas seminggu sekali. Isti juga ikut gabung di grup kesenian Warokan yang digalakkan olek PIK (Pusat Informasi dan Konseling) Remaja desa Badran.
Meskipun dari segudang aktifitas yang menyita banyak waktu bahkan acara keluarga terkadang tersisih, namun penghoby olahraga Bola Volley ini tidak memperhitungkan berapa bayarannya. “Yang penting saya sudah ikhlas melaksanakan kegiatan social dan sudah mendapat ijin suami”, tandasnya. Saat ini PPKBD dituntut harus membuat materi penyuluhan 5 judul per bulan. Itu berarti PPKBD harus belajar, membaca dan kemudian menulisnya di 3 lembar kertas sebagai bahan materi untuk disampaikan kepada masyarakat. –(bhp)-