BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah melakukan sosialisasi program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) di Temanggung Selasa (12/9). Hal itu dilaksanakan setelah diterbitkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan di Hall Sumbing kantor BAPPEDA Temanggung dihadiri sejumlah OPD (Organisasi Perangkat Daerah) termasuk Dinas PPKBPPPA Kabupaten Temanggung, Dewan Pendidikan dan pemangku kepentingan perencanaan pembangunan.
SDGs merupakan program lanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs) yang merupakan kesepakatan bersama negara-negara anggota PBB untuk melaksanakan pembangunan secara terpadu dengan tujuan utama menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif. “Indikator keberhasilan SDGs adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan parameter umur panjang dan sehat, pengetahuan dan ketrampilan serta kemampuan dalam mengakses sumber daya ekonomi dalam arti luas”, kata Indiarto Edi Cahyono Kasi PMS (Pendidikan Mental dan Spiritual) Bappeda Jateng ketika menjadi narasumber dalam acara tersebut.
Ia mengatakan, prinsip dasar pelaksanaan SDGs adalah tidak ada satupun orang yang tertinggal (No one left behind), terintegrasi, Human Right friendly, mengarusutamakan (mainstreeming) RPJMD dan dokumen kebijakan lainnya. Menurutnya di Jawa Tengah ada 5 isu strategis yaitu kedaulatan pangan, kedaulatan energy, pengurangan kemiskinan, pengurangan pengangguran dan pembangunan infra struktur.
“Kalau melaksanakan pembangunan ya harus melaksanakan MDGs dan SDGs karena pembangunan harus berpengaruh pada capaian IPM diantaranya angka harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan tingkat pengeluaran perkapita”, tandasnya. Dalam pelaksanaan MDGs ada 8 goals yang harus dicapai pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. “Diantara goals itu adalah mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu”, paparnya.
Sedangka goals yang lain adalah menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, memerangi HIV/AIDS, memastikan kelestarian lingkungan hidup dan mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Agenda kegiatan SGDs sampai tahun 2030 memiliki 17 tujuan, diantaranya mengakhiri segala bentuk kemiskinan, menjamin pendidikan yang inklusif berkeadilan, menjamin kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, membangun infrastruktur yang berketahanan, menddorong industrialisasi dan membina inovasi. Terkait pendidikan, ia mencontohkan Jawa Tengah mengalokasikan Rp. 10 milyar untuk beasiswa bagi siswa dari keluarga kurang mampu untuk menuju landasan dasar SDGs No one left behind tersebut.
Sementara itu Doktor Amirudin Tenaga Ahli Sekretariat SDGs Jawa Tengah yang juga dosen Universitas Diponegoro Semarang Prodi Antropologi mengatakan, titik tekan SDGs sebagai agenda global pembangunan diarahkan pada 5 P yaitu people, planet, peace, prosperity dan partnership. “Capaian SDGs nantinya harus bisa mewujudkan tujuan mengakhiri kemiskinan dan kelaparan serta memastikan seluruh manusia terpenuhi segala potensinya dalam kehormatan dan kesetaraan di lingkungan yang sehat”, tandas Amirudin.
Sekretaris Bappeda Temanggung Ripto Susilo dalam sambutannya mengatakan, implementasi SDGs sebenarnya sudah tercermin dalam pembangunan yang disusun dalam RPJMD sehingga format-format pelaksanaan SDGs akan disesuaikan. Dalam hal penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) yang juga dipersyaratkan dalam SGDs, Ripto Susilo minta kepada Pemerintah Provinsi agar tidak memberikan opsi pilihan tentang RAD. “Kami minta ditegaskan saja dalam pelaksanaan SDGs ini Kabupaten/kota diminta membuat atau tidak membuat RAD yang saat ini tengah dibuat oleh Bappeda provinsi Jawa Tengah”, pintanya.—(bhp)—