Detail Berita

Para administrator dan editor website pemerintah dan ediotor website swasata mengikuti pelatihan jurnalisme online yang diselenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan informasi (Dinkominfo) Kabupaten Temanggung dengan materi etika jurnalistik online dan tehnik fotografi di gedung Media Centre Temanggung Selasa (8/8)

Kepala Bidang Komunikasi Dinkominfo Kabupaten Temanggung Wahyu Sri Suswanti,  mengatakan di era teknologi komunikasi ini sangat dibutuhkan ketrampilan menulis di media online untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat secara cepat. “Melalui jurnalistik foto masyarakat bisa tahu apa yang sedang terjadi dengan melihat foto tersebut”, paparnya

Untuk menjadi operator atau contributor informasi itulah dibutuhkan pengetahuan yang memadahi. “Maka kali ini Dinkominfo memberikan pelatihan Teknis Fotografi dan Etika jurnalistik online”, tukas Suswanti

Nara sumber dalam bintek ini dihadirkan dari BP2KI (Badan Penelitian dan Pengkajian Komunikasi dan Informasi) Yogyakarta, Darmanto, S.Pd, MA dan Novian Ananta Putra.

“Jurnalisme online sedang mencari bentuk, trennya saat ini mengikuti Detik.com yaitu dengan cara klik dengan berita pendek-pendek”, kata Darmanto yang menyebut itu sebagai jurnalisme kliking, semakin banyak klik makin peluang iklannya.

“Jurnalisme online tidak butuh kolom-kolom seperti jurnalisme radia dan cetak, sehingga jurnalisme online merupakan jurnalisme kedalaman. Namun sampai sekarang belum sepakat soal itu, dan masih cenderung mencari bentuk”, papar Darmanto.

Dalam jurnalisme online masih dibutuhkan eksperimen-eksperimen untuk mencari bentuk. Berbagai aspek dalam mendalami jurnalistik terutama bagaimana membuat perbedaan natara jurnalisme pemerintahan dan jurnalisme swasta. Media online sebagai media informasi public harus memenuhi konstitusi yaitu melindungi hak-hak konstitusi warga masyarakat yang dijamin oleh UUD 1945 pasal 28f.

“Indikator keberhasilan jurnalisme online diantaranya adalah terpenuhinya kebutuhan informasi bagi warga masyarakat secara benar, cepat dan akurat”, papar Dosen Universitas Yogyakarta ini.—(bhp)--